Selasa, 17 Agustus 2010

8/14 Free ABB

Feed My Inbox
Free ABB
Mari Bangkit dan Melawan
August 14, 2010 at 10:40 AM

Free Ba'asyir
Tidak ada pilihan selain kita harus melawan setiap ketidak adilan yang menimpa umat Islam, kita adalah satu tubuh, saling menanggung rasa sakit saudaranya, ikut mengaduh dan menangisi setiap luka yang menimpa saudaranya seperti menangisi luka yang menimpa diri kita.
Dan kasus penangkapan Ustadz ABB adalah pelecehan terhadap Islam dan Ulama, tanpa sopan-santun polisi yang tidak punya perasaan menyeret orang tua yang sudah sepuh, apakah Ustadz ABB lebih hina dari para koruptor,maling duit rakyat, penipu berkedok penegak hukum hingga perlakuan kepada beliau sungguh tidak manusiawi?
Ayolah, kenapa kita masih diam melihat semua ini, kalian takut bila membela ulama akan menemui kematian, kalian takut bila kita melawan kemungkaran akan disiksa, apakah kalian lebih takut dengan penguasa dunia daripada Penguasa dunia dan akhirat?
Kita harus bangkit, tidak membiarkan setiap penghinaan kepada Ulama dan Islam terus berlanjut, agar mereka juga tahu bahwa kita punya harga diri, bahwa kita juga sakit hati bila melihat ulama seperti ustadz ABB diperlakukan secara semena-mena. Mari kita buktikan kecintaan kita pada ulama dan Islam pada hari ini, biarlah raga kita luruh kebumi namun kita mati membawa kemuliaan dan menanggalkan kehinaan yang terus diberikan oleh musuh Allah itu.
Apakah belum cukup penghinaan mereka terhadap Islam dan ulama, hingga kita masih diam seribu bahasa, mengkunci rumah dan berdandan sebagai banci. Membiarkan semua ini terjadi tanpa ada perlawanan, celakalah kita yang diberi beban untuk menyuarakan kebenaran dan menumpas kebathilan, kita masih main-main dengan janji kita kepada Allah, janji untuk menjual diri kita sampai titik darah penghabisan untuk membela DienNya hingga syahid menjemput, masihkah kita diam dengan semua ini?
Hanif
http://milisirebellion.blogspot.com/2010/08/bangkit-dan-melawan.html
Students Burn Images of SBY and Obama in Support for Ustadz Abu Bakar Ba'asyir
August 14, 2010 at 9:58 AM
Indonesia- A number of students grouped under the Makassar Student Alliance for Abu Bakar Ba'asyir staged a protest under the Urip Sumoharjo fly over in Makassar, Friday (13/8/2010).
The protest was kind of support for Ustadz Abu Bakar Ba'asyir (70) who was kidnapped by the Densus 88 terrorists on August 9th, 2010.
The mass did also condemn the action taken by the Densus 88 terrorists who treated an Islamic scholar such the way.
During the protest, pictures of Indonesia's President Susilo Bambang Yudhoyono as well as the US President Hussain Obama were burnt, showing how those students hate the two 'white-colar' criminals.
They do believe that the arrest of Ustadz Abu Bakar Ba'asyir is a kind of 'order' from the US, proven by the establishment of Badan Nasional Penanggulangan Teroris-BNPT (National Assembly for Terrorist Prevention) this year.
Sufirman, coordinator of the action, spoke on behalf of students from the entire Makassar that he and other students demand the release of Ustadz Abu Bakar Ba'asyir.
"We want, too, SBY to fire Indonesia's police head, and urge the Muslim Ummah to be aware of the US propaganda upon the name of war against terrorism," Sufirman said.(Islaminet)
Kebijakan VS Terorisme
August 14, 2010 at 9:43 AM

Aktivis Kongres Rakyat memperagakan tabung gas 3 kg, sebagai bom waktu yang dapat meledak setiap saat, sebanyak ratusan tabungan gas 3 kg diberi tulisan BOM, Minggu (18/7) di Jakarta.
Bersandar pada data Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Hingga Juni 2010 sebanyak 33 kasus kecelakaan terjadi, dari jumlah tersebut 8 orang tewas dan 44 orang luka-luka akibat ledakan gas Liquid Petrolium Gas (LPG) mayoritas ledakan terjadi pada Tabung ukuran 3 kg, yang kebanyakan digunakan untuk memasak bagi golongan menengah ke bawah.
Jumlah ini diyakini terus bertambah selama belum ada langkah tegas dari Pemerintah selaku PENANGGUNG JAWAB UTAMA penghantar "Bom Masuk Rumah" berlabel LPG itu, yang dibuat miris mungkin masih hangat di ingatan kita tentang nasib Rido Januar (4,5) bersama ibundanya Susi Hariyani (29) warga Bojonegoro Jawa Timur yang ingin curhat dengan penguasa republik ini SBY di Sekretariat Negara terkait ledakan Gas yang mengakibatkan putranya cacat seumur hidup.
Apa yang terjadi..? Warga Bojonegoro itu oleh penjaga keamanan dipaksa masuk mobil dan di "culik" agar mengadunya di Pertamina saja, dan tidak hanya itu ironi "kecuekan" terus terjadi dan juga menimpa pada Indra Azwan pejalan kaki dari Malang Jawa timur, Indra Azwan yang ingin bertemu dan curhat dengan SBY dan menuntut keadilan terkait kematian putranya yang bernama Rifky Andika. Rifky tewas tertabrak mobil yang dikendarai seorang anggota polisi pada 1993. namun lagi lagi, tak ada respons, yang ada Indra memilih curhat dengan Patung Gorila.
Namun hal ini berbanding terbalik ketika penguasa bangsa ini curhat tentang adanya aksi terorisme yang mengancamnya, rakyat mau mendengarkan, semua kesatuan digerakan dan opini diarahkan hingga memakan korban Ustadz ABB.
Kembali lagi pada Teror Bom, Pemerintah juga adalah pelaku peledakan Bom Tabung Gas Walaupun penduduk Indonesia kini sudah 235 juta jiwa, bukan berarti nyawa rakyat Indonesia murah dengan cara ''dibunuh'' dengan ledakan LPG ini, saya bertanya, adakah yang dihukum,..? adakah yang dikenai sanksi tegas..? adakah yang ditangkap Densus 88 Anti Teror karena ledakan Gas yang terus terjadi bukankah merupakan bentuk terorisme..?
Apakah aktifitas beribadah anda khushu..? Saat Gas 3 Kg itu habis entah milik anda atau tetangga terdekat saat prosesi penggantian dengan tabung baru apakah anda tetap merasakan was-was..? Jika ya jawaban anda, berarti SELAMAT anda juga telah menjadi korban dari aksi terorisme.
Ketika Syariat Islam Dirasakan Sebagai Ancaman
August 14, 2010 at 9:38 AM
Assalamu’alaikum wr wb
Saya hanya hamba Allah yang mencoba melihat dari kacamata orang awam. tulisan ini tidak bermaksud menyinggung orang-orang tertentu ataupun kelompok-kelompok tertentu. ini hanyalah pandangan orang awam yang sempat mengernyitkan dahi dan kemudia berpikir sehingga timbul pertanyaan dalam benak ini, ketika mendengar berita penangkapan beliau.
Ketika Syariat Islam Dirasakan Sebagai Ancaman

Ust Abu Bakar Ba'asyir Hafidzahullah adalah salah satu dari segelintir ulama yang Istiqomah dalam memperjuangkan tegaknya syariat Islam di negeri Indonesia tercinta ini. Perjuangan beliau yang tidak kenal lelah dalam mengajak masyarakat Indonesia untuk menegakkan syariat Islam dirasakan oleh mereka yang anti dengan syariat Islam seperti kaum spilis dan pengusung pluralisme sebagai suatu ancaman yang sangat berbahaya bahkan lebih berbahaya dari Narkoba atau HIV AIDS, bagi mereka.
Jika penolakkan tegaknya syariat Islam di suarakan oleh non muslim tentu merupakan hal yang wajar, namun adalah lucu jika penolakan syariat Islam justru dilakukan oleh orang-orang Islam sendiri. Lalu timbul pertanyaan bagaimana mereka bisa mengaku orang Islam tapi menolak menegakan hukum2nya/syariat Islam?
Masih pantaskah mereka mengaku orang Islam jika syariat Allah SWT mereka tolak? Masih pantaskah mereka mengaku pengikut Nabi Muhammad SAW jika kenyataannya mereka menolak untuk tegaknya syariat yang telah ditegakkah oleh Muhammad SAW?
Masyarakat awam yang ikut-ikutan menolak syariat Islam pada umumnya tidak mengetahui pasti apa sebabnya mereka menolak. Pada umumnya mereka hanya ditakut-takuti dengan pemberlakuan hukum potong tangan, hukum pancung dsb. Atau mereka di doktrin bahwa pemberlakuan syariat Islam akan memecah belah NKRI.
Dengan berdalih bahwa syariat Islam akan mencerai beraikan Indonesia, atau akan merusak keutuhan NKRI dan berbagai alasan lain yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya baik secara teoritis apalagi aplikatif. Mereka tidak segan-segan untuk memfitnah tokoh-tokoh yang lantang meneriakkan syariat Islam seperti Ust Abu Bakar Ba'asyir Hafidzahullah.
Memerangi terorisme atau memerangi syariat Islam?
Memerangi terorisme yang digaungkan oleh Amerika sejatinya adalah perang salib gaya baru. Perang salib ini sempat terucapkan oleh presiden George W Bush yang meskipun kemudian diralat. Kelicikan kaum zionis & salibis adalah membungkus perang salib ini dengan nama memerangi terorisme yang sejatinya adalah memerangi Islam dan syariatnya.
Perang salib gaya baru ini benar-benar perang penuh kelicikan dan akal busuk kaum zionis & salibis dalam menghabisi syariat Islam. Dengan kelicikan dan akal busuk mereka, mereka memperalat umat muslim untuk mememerangi saudara muslimnya sendiri. Mereka akan bersikap tulus seperti merpati kepada muslim yang tunduk kepada mereka namun terhadap muslim yang menentang mereka, mereka akan menghabisi, menginjak-injak bahkan menghinakan Islam sebagaimana yang terjadi di Irak, Afganistan, Pakistan dan belahan bumi lainnya. Maka benarlah Firman Allah SWT, bahwa kaum Yahudi & Nasrani tidak akan pernah senang sampai umat muslim mengikuti agama mereka. Al-Quran secara jelas menyatakan bahwa mereka (zionis & Salibis) adalah musuh abadi bagi umat muslim sampai akhir zaman.
Kasus Ust Abu Bakar Ba'asyir Hafidzahullah adalah contoh nyata upaya amerika dan antek-anteknya (spt, kaum sepilis & umat pluralisme) untuk menghabisi syariat Islam yang salah satunya dengan cara menghabisi tokoh-tokoh yang lantang meneriakkan penegakan syariat Islam.
Apakah demikian buruknya syariat Islam hingga harus dihabisi dan jangan diberi kesempatan untuk tegak ditengah-tengah umat Islam?
Wassalamu’alaikum wr wb.
abu Naufal
http://abunaufal09.blogspot.com/
Demo Penangkapan Ba'asyir, Mahasiswa Makassar Bakar Foto SBY & Obama
August 13, 2010 at 10:40 PM
Jakarta – Puluhan mahasiswa se-Makassar, Sulawesi Selatan, yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Makassar Peduli Abu Bakar Ba’asyir, berunjuk rasa di bawah fly over Urip Sumoharjo, Makassar, jumat (13/8/2010). Mereka mengecam penangkapan Ba’asyir oleh polisi.
Dalam aksinya, mahasiswa membakar bendera Amerika Serikat (AS) dan poster bergambar foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden AS Barrack Obama, dan foto Kapolri Bambang Hendarso Danuri (BHD).
Para pengunjuk rasa menganggap penangkapan Ba’asyir sebagai rekayasa dan pesanan pemerintah AS. Massa juga menyinggung pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) yang lahir dari Keppres No 46 Tahun 2010, yang ditanda-tangani SBY.
Menurut koordinator lapangan, Sufirman, aksi mahasiswa gabungan kampus-kampus se-Makassar ini menuntut Kapolri membebaskan Ba’asyir dari segala dugaan terkait terorisme. Penangkapan Ba’asyir dinilai tidak pantas karena bertepatan dengan kegiatan dakwah yang dilakukan Ba’asyir dan sarat akan kepentingan AS.
“Kami juga meminta SBY memecat Kapolri dan menghimbau umat Islam agar waspada dari propanda AS atas nama perang terhadap terorisme,” pungkas Sufirman.
Aksi yang dilakukan menjelang waktu berbuka puasa ini berlangsung tertib dan mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian dari Polrestabes Makassar. Polisi tidak mengambil sikap apa-apa meski mahasiswa melakukan pembakaran terhadap simbol-simbol negara dan negara lain.
Chronology of Ustadz Abu Bakar Ba'asyir's Arrest as Narrated by Aisyah Baraja (Abu Bakar Ba'asyir's Wife)
August 13, 2010 at 6:34 PM
Indonesia- As reported by the media, Ustadz Abu Bakar Ba'asyir (70) was arrested by the Laknatullah Densus 88 (Indonesia's Anti-Terror Squad) on April 9th, 2010.
The 70-years-old charismatic Ustadz, Ustadz Abu – that's he is usually called – and some other 10 people around with him – including his wife Mrs Aisyah Baraja were kidnapped by the Densus 88.
Talking to MuslimDaily.net, Mrs Aisyah Baraja revealed the chronology of his husband's arrest.
Firstly, the entourage of Ustadz Abu was entering the city of Banjar at 7.30 am of local time before the entourage, which included two cars, was driven to turn the direction to the nearest police station.
A number of terrorists from the Densus 88 stopped the entourage and pounded the glass of the car where Ustadz Abu was within.
However, Ustadz Abu's driver, Mr Sartono, got his passengers to lock the car's window as saying, "Lock the door, Ummi. Don't open it."
Knowing such a situation, terrorists from the Densus 88 shouted at the old people inside the car, ordering them to open the window, but they did not want to.
Terrorists from the Densus 88 started breaking the the front and middle windows harshly, but the middle window was not broken yet finally.
With the front window opened, the Densus 88 terrorists opened the door fiercely, got Mr Sartono to face down on the street, and stamped boot on him.
Anothe terrorist from the Densus 88 dragged Ustadz Abu inhumanly from the car by holding his hand, while there was a gun pointed at Ustadz Abu's face.
Treated this way, Ustadz Abu got really angry and tried to run at the Densus 88 terrorist pointing a gun at him.
"I pray you get cursed by Allah, I pray all policemen get cursed by Allah," said Ustadz ABB – another familiar name of Ustadz Abu.
Mrs Muslikhah, wife of the Director of Al-Mukmin Islamic Boarding School, witnessed by herself that this was the first time she saw Ustadz Abu got really angry.
"I, for the first time, see Ustadz Abu got really angry," she said.
Ustadz Abu was then dragged to Indonesian police's headquarter in Jakarta, but before that he advised Mrs Aisyah Baraj to remain patient.
Mrs Aisyah and Mrs Muslikhah were taken to the nearest police station to get some investigation.
Before they were proposed some questions, Mrs Muslikhah once asked a female police, "Are you Muslim, lady?" and was answered, "Yes, I am Muslim."
Then, Mrs Muslikhah said, "You, of course, know well who Ustadz Abu is. He is a Mubaligh, not a thief or criminal or corruptors. But why was he arrested harshly like this?"
The female police remained silent, speaking any word.
Both then took a sit in a guest room and watched some news on the TV, wherein Mrs Muslikhah's husband was being interviewed.
Mrs Muslikhah got calmer when she was able to see her husband on the TV and said, "That is my husband, the on on the TV. I want to look at him for a moment," she said.
All of sudden, the electricity was shut down deliberately, with hope that both would not get access to any information.
At around 3 pm of local time, Mrs Muslikhah and Mrs Aisyah Baraja were allowed to leave the police station.
Both then were taken to an Islamic boarding school in Ciamis, West Java.
At around 8 pm, both were brought home to Solo, Central Java by the officials of West Java's Jamaah Ansarut Tauhid (JAT) – a Muslim organization wherein Ustadz Abu is the leader.
At around 5 am on the next day, Mrs Muslikhah and Mrs Aisyah Baraja arrived at Solo, Central Java.
May Allah give patience to Ustadz Abu Bakar Ba'asyir, his family, and those kidnapped by the Densus 88 Laknatullah. (Islaminet/MuslimDaily)
Freed, Ustadz Abu Bakar Ba'asyir's Wife Tells Chronologically Arrest of Her Huband's
August 13, 2010 at 6:34 PM
Aisyah Baraja (ustadz Abu Bakar Ba’asyir’s wife) and Madam Muslikhah (ustadz Wahyudin's wife) that also brought to the police station in Banjar at the time of ustadz Abu Bakar Ba’asyir arrestment along with seven other men are now arrived at the house, inside the complex Al Mukmin Ngruki Boarding School, Sukoharjo. To MuslimDaily both tell the chronological arrests, Densus 88 treatment of ustadz Abu and seven other men and Densus 88 treatment against Madam Aisyah Baraja and Madam Muslikhah.
Initially car of ustadz Abu entourage and bodyguards entered the town of Banjar at 07.30 pm, after two cars that carrying ustadz Abu (deer Krista) and bodyguard (Nissan Terrano) forced into Banjar police station, immediately the two cars besieged by many members of Densus 88 which also banging on the car. Driver of ustadz Abu named Sartono told the passengers to lock all the doors, “Close the door umi, do not open it”, said Sartono just like imitated by Madam Muslikhah. Then Densus 88 shouting, “open the doors”, because the inside the car refused to surrender just like that then Densus 88 began to broke the right side of the windshield, also the middle of the right side of the glass but not until the glass broke, just cracked.
After breaking the windshield, then the door opened and driver of ustadz Abu pulled out and directly being prone, trampled and being kicked handcuffed his hands afterwards. Likewise guards of ustadz Abu who sat on the back, he being pulled out of the window which the glass was broken, and immediately being prone and handcuffed, as described Madam Muslikhah.
Medium process to bring out ustadz Abu Bakr, as told Madam Muslikhah, ustadz hand being held by officers from Densus 88 and pulled out. One of Densus 88 officers then gunpoint the long gun barrel to ustadz Abu, saying “I shoot you,” seeing as it was being assault, ustadz Abu Bakar angry and chase Densus 88 officers who had been terrorizing him. “Ustad Abu Bakar was really mad at that time” said Madam Muslikhah, he even pursued the Densus 88 officer while saying “I wish you accursed by Allah, I pray to Allah cursed the police,” after that other officers hold ustadz Abu Bakar who had been old for not pursuing officer was pointing a gun. “This is the first time I saw ustadz Abu Bakar was really mad,” said Madam Muslikhah.
According to Umi Icun (intimate call of Aisyah Baraja) that's her last time met ustadz Abu Bakr, she later approached him and shook hands, at here ustadz Abu Bakar told her to be patient. After that ustadz Abu was taken with the car containing Densus 88 officers and taken away.
Then Umi Icun and Madam Muslikhah brought into the Banjar police station. Their entered into the living room and asked for identification. Madam Muslikhah had a dialogue with the policewoman who requesting her testimony, “Miss, a Muslim, right?” then answered by the policewoman, “yes I am a Muslim,” then Madam Muslikhah continue “Then you should know who is ustadz Abu, ustadz is a preachers, he is not a robber, he is not a criminal, he is not corrupt, why are caught with such a coarse way ?" but the policewoman just silent.
They both end up sitting in the living room. In afternoon, Madam Muslikhah hear from the next room the broadcast TV One which contains interview with Director Al Mukmin Ngruki Boarding School, ustadz Wahyudin (Madam Muslikhah’s husband), then Madam Muslikhah and Umi Icun into the next room and go watch television. Madam Muslikhah says “it was my husband on television, I would listen for a minute”, after that they both sat down to see the TV, but only for a moment the electricity suddenly turned off so they do not get access to information.
Then they returned to the living room while waiting for the next process. At around 03:00 pm, umi Icun and Madam Muslikhah then allowed to go home, and they chose to be delivered to a cabin in Ciamis named Nurus Salam Boarding School. And from these Boarding School, in the evening after pray Isya’, they both brought home to Solo by the board of West Java JAT named ustadz Yoyok. At around 5:00 am after dawn they reached to Ngruki and
go home in Boarding School complex.
May God give patience to Ustad Abu Bakar Ba’asyir and his family and patience to the youth that also captured by Densus 88. (Muslimdaily / arrahmah.com)
Achieves good deeds, spread this information …
Translate by, Myelfme, Arrahmah.com English Section
Source: http://arrahmah.com/index.php/english/read/8742/freed-ustadz-abu-bakar-baasyirs-wife-tells-chronologically-arrest-of-her-hu#ixzz0wYAGn5ka
Inilah Kronologi Terorisasi Aceh yang Dipakai untuk Menjerat Ba'asyir
August 13, 2010 at 12:43 PM
Penangkapan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dikaitkan dengan tudingan terlibat kegiatan terorisme di Aceh. Inilah kronologi terorisasi di Aceh yang didalangi oleh seorang desertir Brimob:
DESEMBER 2008
Israel melakukan agresi terhadap Gaza untuk yang kesekian kalinya tepatnya 27 Desember 2008 sampai 18 Januari 2009. Dalam serangan agresi ini, Israel menggunakan bom phosphor dan senjata kimia lainnya yang melanggar hukum internasional. Atas serangan agresi membabi-buta tersebut dunia merespon dengan mengeluarkan kecaman. Dunia Islam khususnya memberikan reaksi yang keras atas agresi tersebut. FPI sebagai ormas Islam yang berkedudukan di Indonesia merespon dengan mengumumkan membuka posko-posko untuk pendaftaran mujahidin guna dikirim ke Gaza.
JANUARI 2009
FPI Aceh sebagai salah satu ujung tombak dalam organisasi adalah salah satu yang menjadi pelaksana dari program rekruitmen mujahidin tersebut. Secara resmi, DPD FPI Aceh membuka posko pendaftaran pada tanggal 10 Januari 2009, bertempat di Mushola Nurul Muttaqin, desa Bathoh Banda Aceh dan Pondok Pesantren  Darul Mujahidin Lhokseumawe.
Dari hasil pendaftaran tersebut berhasil  menjaring sebanyak 125 orang mujahidin untuk dilatih dan kemudian bila memenuhi kriteria dan sesuai kemampuan yang dimiliki organisasi akan diberangkatkan ke Gaza. Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 23-27 Januari 2009 di pesantren Darul Mujahidin Lhokseumawe. Pelatihan tersebut berlangsung terbuka dan mendapat liputan dari media lokal khususnya.
Instruktur dalam pelatihan tersebut adalah seorang yang menawarkan diri untuk menjadi pelatih yaitu Sofyan Tsauri, deserter Polisi yang pernah bertugas di Polda Jabar.
FEBRUARI 2009
Para peserta pelatihan di Aceh, yang berjumlah lebih kurang 15 orang datang ke Jakarta untuk persiapan berangkat ke Gaza.
15 Februari 2009, sebagian peserta pelatihan di Aceh yang tengah berada di Jakarta, secara individual tanpa diketahui pimpinan rombongan pergi ke Depok menemui mantan pelatih mereka yaitu Sofyan Tsauri.
21 Februari 2009, selesai persiapan untuk keberangkatan ke Gaza yang ditunda karena berbagai alasan, salah satunya serangan Israel atas Gaza telah berhenti, para mujahidin diminta untuk pulang terlebih dahulu ke Aceh, menunggu instruksi dan perkembangan situasi di Gaza lebih lanjut.
Dari 15 orang mujahidin yang datang ke Jakarta, 5 orang pulang ke Aceh dan 10 orang secara diam-diam, tanpa pemberitahuan ke DPP FPI, pergi ke Depok, rumah tempat tinggal Sofyan Tsauri, mantan pelatih mereka di Aceh.
10 orang tersebut tinggal selama lebih kurang 1 bulan di rumah Sofyan Tsauri dengan biaya yang sepenuhnya ditanggung oleh Sofyan Tsauri, termasuk uang saku dan biaya makan serta kebutuhan lainnya.
FEBRUARI-MARET 2009
Selama kurun waktu akhir Februari hingga akhir Maret 2009, 10 orang yang berasal dari Aceh tersebut dilatih dan diindoktrinasi oleh Sofyan Tsauri. Adapun salah satu bentuk indoktrinasi tersebut adalah membolehkan cara-cara perampokan untuk membiayai jihad, menyebarkan kebencian dan permusuhan semata-mata atas dasar orang asing.
Adapun pelatihan yang dilakukan adalah melakukan pelatihan menembak dengan menggunakan peluru tajam (peluru asli) di dalam Markas Komando Brimob Kelapa Dua. Masing-masing peserta pelatihan diberikan sekitar  30 hingga 40 peluru tajam untuk latihan menembak tersebut.
Peserta latih juga diberikan uang saku perminggu selama proses pelatihan tersebut.
Dari informasi yang didapatkan peserta latih, Sofyan Tsauri ini secara sengaja meletakkan surat pemecatan dari kepolisian untuk dibaca oleh peserta latih, yang berisi bahwa yang bersangkutan dipecat karena terlibat dalam kegiatan jihad, melakukan poligami dan jarang masuk kerja.
JANUARI 2010
6 orang dari 10 orang yang mengikuti pelatihan di Depok, kediaman Sofyan Tsauri, ikut serta dalam pelatihan militer di Jantho Aceh Besar. Pelatihan kali ini juga difasilitasi oleh Sofyan Tsauri.
FEBRUARI 2010
Pelatihan militer di Jantho Aceh Besar disergap oleh aparat keamanan.
MEI 2010
Pelatihan Militer di Jantho Aceh Besar dihubungkan dengan penggerebekan kelompok Dulmatin di Pamulang, dan diekspos oleh kepolisian dan media massa sebagai pelatihan untuk persiapan kegiatan terorisme. [taz/SI]
http://www.voa-islam.com/news/indonesia/2010/08/13/9145/inilah-kronologi-terorisasi-aceh-yang-dipakai-untuk-menjerat-ba%27asyir/
Pihak Keluarga Minta Kasus Ustadz ABB Segera Disidangkan
August 13, 2010 at 12:40 PM
SOLO (Arrahmah.com) - Pihak keluarga meminta agar kasus Ustadz Abu Bakar Ba`asyir yang diduga terlibat jaringan “terorisme” segera disidangkan, dan polisi jangan sampai harus menunggu-nunggu waktu lebih lama. Jika Ustadz Abu Bakar Ba`asyir terbukti kuat terkait tindak pidana “terorisme”, maka polisi tidak perlu waktu lama. Polisi bisa membutikan dalam persidangan, kata anak Ba`asyir, Abdurrohim Ba`asyir, saat menggelar Malam Keprihatinan doa bersama, di Masjid Baitussalam, Tipes, Kota Surakarta, Jumat (13/8/2010) dini hari.
Menurut Abdurrohim, pihak keluarganya sudah memberikan surat kuasa kepada Tim Pembela Muslim (TPM), untuk membantu dalam proses hukum. Namun, pihak keluarga sangat berharap Ustadz Abu Bakar Ba`asyir segera dibebaskan, karena pihaknya tidak percaya dia terlibat dan semua itu hanya fitnah.
Menurut dia, polisi bilang memiiki bukti kuat atas keterlibatan Ba`asyir dengan kegiatan “terorisme”. Penangkapan Ba`asyir duhulu juga begitu, polisi juga mengatakan memiliki banyak bukti kuat, tetapi mereka akhirnya juga membebaskan. “Polisi dulu juga mengatakan punya bukti kuat, tetapi dipersidangan bukti itu tidak mempan dan akhirnya dibebaskan,” katanya.
Menurut dia, polisi diduga juga tidak yakin terhadap sejumlah bukti yang dikumpulkan atas keterlibatan Ba`asyir, sehingga polisi memperlakukan Ustadz berbeda dengan lainnya. “Kalau memang Ustadz Ba`asyir salah segera disidangkan, jangan lama-lama mereka menunggu. Dia salah bisa dibuktikan dalam disidangan nanti,” katanya.
Ia mengaku, telah bertemu dengan Ba`asyir di Mabes Polri di Jakarta, Rabu (10/8), dan kondisinya baik, hanya saja penyakit bawaan yang masih sering kambuh kelainan pada lambungnya atau maag.
Menurut dia, proses hukum terhadap Ustadz Ba`asyir masih berlangsung, dan dia menjalani isolasi di Mabes Polri. Bahkan, Ustadz Abu belum dapat ditemui oleh tamu-tamunya.”Ustadz Abu tidak diizinkan Salat berjamaah, tetapi dia hanya diperbolehkan di dalam tahanan,” katanya.
Namun, pihak keluarga sudah meminta agar tim dokter dari kepolisian untuk memantau penyakit Ustadz Abu. Ustadz di tahanan masih menjalani puasa dan Salat pukul 01.00 WIB dini hari.Menurut dia, Ustadz Abu tidak memberikan pesan yang istimewa kepada keluraganya. Hanya saja, Ba`asyir mengatakan agar keluarganya bersabar dan menitipikan pesan agar menjaga Umi atau Aisyah Baraja (Istri Ba`asyir) karena kesehatannya sering terganggu. (rep/arrahmah.com)
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini…
Malam Keprihatinan Penangkapan Ba'asyir Digelar JAT Solo
August 13, 2010 at 12:30 PM
SOLO (Arrahmah.com) - Jama`ah Ansharut Tauhid (JAT) Solo menggelar malam keprihatinan atas penangkapan Ustadz Abu Bakar Ba`asyir, acara yang berlangsung di Masjid Baitussalam, Tipes, Kota Surakarta, Kamis malam (12/8/2010), Republika melaporkan.
Acara tersebut dihadiri seratusan orang anggota JAT dan Ustadz Abdurrohim Ba`asyir atau anak dari Abu Bakar Ba`asyir dengan agenda Tadarusan, Tausyiah Ramadhan, serta doa untuk Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) maupun anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror.
Ketua JAT Sholeh Ibrahim mengatakan, acara malam keprihatinan tersebut dalam rangka pembinaan rutin anggota JAT Solo dan tidak lupa mendoakan Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri serta Komandan Densus 88 Antiteror, Ajun Komisaris Besar Polisi AT Tito Karnavian.Menurut Sholeh, kedua pejabat Polri tersebut agar instropeksi ata segala yang dialkiukan dengan sadar menangkap dan menahan Ustadz Abu bakar Ba`asyir menjelang Ramadhan 1413 Hijriah.
Ia menjelaskan, penangkapan dan penahanan tersebut jelas-jelas mengganggu semua kegiatan dakwah selama bulan Ramadhan termasuk rencana menjadi Imam dan khotib Salat idul fitri di Solo.
Oleh karena itu, JAT meminta menjelasan kepada Kapolri atas tindak pidana terorisme yang telah disangkutkan terhadap Ba`asyir. Seandainya dikaitkan dengan kasus Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dan Bandung di mana letak terornya.”Kami mendapatkan informasi justru anggota Polri bernama Sofyan Tsauri yang berperan banyak dan signifikan di NAD,” katanya.
Selain itu, JAT juga menanyakan dasar hukumnya yang melarang Abu Bakar Ba`asyir, Salat dan tarawih berjamaah di tahanan Bareskrim Polri. Mengingat, Salat dan taraweh berjamaah di bulan Ramadhan adalam amalan yang mulia.
Menurut dia, jelas larangan itu, telah mengganggu aktifitas dakwah dan ibadah Ba`asyir selama bulan Ramadhan. Ia menjelaskan, penangkapan dan penahanan Ba`asyir diduga mirip sekali dengan kasus sebelumnya yang ujung-ujung dibebaskan.”Kami curiga apakah itu karena Polri tidak puas dengan putusan Mahkamah Agung yang telah membebaskan Ba`asyir dari tindak pidana terorisme,” katanya.
Sementera sebelum mereka melakukan doa bersama juga menggelar sejumlah poster di Masjid tersebut, di antaranya “penangkapan Ustadz Ba`asyir sama dengan Bencana” dan Bebaskan Ustadz Abu Bakar Ba`asyir”.
Sholeh menambahkan, acara Tadarusan, Tausyiah Ramadhan, dan doa bersama tersebut akan berlangsung hingga Jumat (13/8) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. (rep/arrahmah.com)
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini…
Penangkapan Ustadz Ba'asyir dan Kehancuran NKRI
August 13, 2010 at 1:22 AM
Bulan Ramadhan 1431 H ini, kaum Muslimin Indonesia diberi "hadiah istimewa" oleh Pemerintah SBY. Kenaikan tarif dasar listrik, kenaikan harga-harga kebutuhan pokok di pasaran, teror bom gas 3 kg yang terus makan korban, dan satu lagi yaitu penangkapan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir dan sejumlah pemuda-pemuda Muslim yang dituduh melakukan terorisme. Senin, 9 Agustus 2010, sekitar dini hari, rombongan Ustadz Ba'asyir ditangkap Densus88 di Banjar.
Kalau setiap hari kita mengikuti omongan seputar terorisme yang keluar dari lidah Ansyad Mbai, Edward Aritonang, Bambang Hendarso, Suryadarma Nasution, Abdurrahman Assegaf, Nashir Abbas, dll. tentu kita akan meyakini, bahwa Ustadz Ba'asyir dan kawan-kawan adalah teroris; teroris ingin menghancurkan NKRI; teroris adalah musuh negara;  teroris harus dihancurkan sampai ke akar-akarnya. Kebanyakan orang awam percaya dengan opini-opini media yang dibuat-buat seperti ini.
Tetapi kalau kita kritis, bijaksana, dan mendalam ilmunya, kita pasti akan sangat sedih dengan penangkapan Ustadz Ba'asyir itu. Penangkapan tersebut akibatnya sangat berat bagi kehidupan bangsa Indonesia, bahkan bagi keutuhan NKRI sendiri. Kalau Anda memahami, penangkapan seperti itu justru akan menghancurkan bangsa kita sendiri.
Lho, kok bisa sih? Apa alasannya? Yang bener saja, masak penangkapan Ustadz Ba'asyir akan menghancurkan NKRI? Jangan-jangan, ini mengada-ada?
Benar, sungguh benar. Argumentasi pendapat di atas ada dan kuat. Hanya kita selama ini tidak memahami, maka kita hanya ikut-ikutan saja opini dan kebijakan yang ditempuh Polri. Sungguh, langkah-langkah Polri ini sangat cepat akibatnya dalam memporak-porandakan kesatuan NKRI.
Apa dong argumentasinya?
SATU: Polri selama ini mengklaim sedang memerangi terorisme, tetapi tanpa disadari cara-cara mereka justru melahirkan TERORISME baru yang sangat melemahkan kehidupan masyarakat. Polri selama ini telah melakukan 3 TEROR sekaligus: teror hukumteror opini, dan teror psikologi masyarakat.
Coba saja Anda lihat, berapa banyak pemuda-pemuda Islam dibunuhi, ditembaki, dikepung, disiksa, dan seterusnya. Polri ingin menegakkan hukum, dengan cara melanggar hukum. Tidak ada pengadilan, tidak ada kebebasan membela diri, tidak ada transparansi, dll. Kemudian, dalam kasus terorisme ini hanya berlaku satu opini saja, yaitu opini Polri. Tidak ada opini dari tim idependen, tidak ada opini dari anggota DPR, tidak ada opini dari jurnalis, tidak ada opini dari Komnas HAM, tidak ada opini dari perwakilan Muslim, dst. Opini hanya dari polisi saja. Maka tidak salah kalau mereka dianggap menterorkan opininya ke kepala ratusan juta rakyat Indonesia, dan dunia internasional.
Semua kasus-kasus terorisme ini bukan membuat masyarakat semakin tentram, justru sebaliknya. Ketakutan, khawatir, cemas, depressi melanda dimana-mana. Inilah teror psikologi bagi masyarakat luas.
DUA, hampir semua kejadian terorisme di Indonesia sangat kuat aroma rekayasanya. Sampai ada yang mengatakan, kasus-kasus terorisme ini muncul ada jadwalnya. Bukti bahwa kasus-kasus terorisme ini hanya hasil rekayasa, ketika pengembangan isu terrisme dari satu kasus ke kasus lain cenderung sama. Modelnya sama. Mula-mula muncul kasus terorisme, lalu terjadi pengejaran, penangkapan, penggerebekan; lalu dibuat opini media secara intensif; dan herannya, ketika kasus-kasus terorisme ini dibawa ke ranah hukum, tiba-tiba kehilangan bobotnya. Seakan, Polri hanya membutuhkan kemenangan opini di tingkat media saja, dengan tidak peduli kelanjutan kasus-kasus itu secara hukum. Desain seperti ini diulang-ulang sejak jaman Imam Samudra sampai Ustadz Ba'asyir saat ini.
TIGA, fenomena terorisme di Indonesia, rata-rata dikembangkan berdasarkan tekanan asing. Bukti paling mudah untuk disebut, ketika SBY mengumumkan kematian Dul Matin di depan Parlemen Australia, lalu dia mendapat tepuk-tangan sangat meriah. Kalau SBY seorang pemimpin yang nasionalis dan punya harga diri, pasti akan malu mengumumkan aib rakyatnya sendiri di depan parlemen orang asing, di negeri mereka pula. Kesan yang bisa ditangkap disana, SBY seperti "sedang memberi laporan" kepada Australia.
EMPAT, Polri selama ini telah melakukan kesewenang-wenangan hukum yang pasti sangat meresahkan masyarakat luas. Bayangkan, pemuda-pemuda yang dituduh teroris itu ditembaki, disergap, dibunuh, ditangkap paksa, disiksa, dll. tanpa melalui mekanisme hukum yang wajar. Bahkan sudah menjadi rahasia umum, bahwa para aparat hukum yang mengadili pelaku-pelaku yang dituduh teroris itu, mereka tidak suka dengan pembelaan dari Tim Pembela Muslim (TPM). Polri telah menyediakan pembela khusus untuk para terdakwa itu.
Kenyataan ini mencerminkan betapa bobrok-nya proses penegakan hukum. Seakan, aparat yang punya kekuatan bisa bersikap sewenang-wenang. Sementara rakyat yang tidak memiliki power, mereka menjadi bulan-bulanan. Nah, kenyataan seperti itu nanti bisa menimpa siapa saja. Siapapun yang terkena kasus hukum, bisa dimasukkan dalam mekanisme hukum yang sewenang-wenang ini. Bahkan bisa saja, seseorang dijebak agar terlibat dalam kasus tertentu, lalu diadili secara sewenang-wenang. Ini adalah mushibah hukum yang mengerikan.
LIMA, siapa bisa menjamin bahwa kasus terorisme ini akan berhenti sampai penangkapan Ustadz Ba'asyir? Siapa bisa menjamin, bahwa setelah itu tak ada kasus terorisme lagi? Bukankah Polri selalu memiliki DPO yang memperpanjang usia pengembangan isu terorisme ini? Tidak pernah ada ceritanya, Polri merasa puas dan tuntas dalam menyelesaikan kasus-kasus terorisme. Selalu saja ada "pelaku-pelaku lain yang masih DPO". Nah, pelaku-pelaku ini nanti akan "dikumpulkan" untuk membuat kasus terorisme baru. Artinya, masyarakat Indonesia siap-siap saja bersabar menghadapi semua cobaan ini. "Kesabaran kita masih panjang, kawan. Daftar DPO masih banyak!" Tidak heran jika sebagian orang menyebut kasus-kasus seperti ini sebagai "bisnis keamanan".
ENAM, ketika rakyat Indonesia terus ribut dengan masalah terorisme, di bagian lain kekuatan ekonomi asing terus intensif mengeruk kekayaan nasional. Sambil terkekeh-kekeh mereka ketawa, "Hi hi hi…biarin saja mereka ribut terus soal teroris. Kita tenang-tenang saja mengeruk kekayaan negeri ini. Santai saja, man. Kita aman disini. Polisi Indonesia sangat berjasa mengamankan bisnis kita. Hi hi hi…"
TUJUH, isu terorisme kerap kali menjadi "jalan keluar" ketika Pemerintah sedang terpojok. Ratusan bom gas 3 kg terus meleduk, tarif listrik naik, harga-harga kebutuhan hidup semakin mencekik. Lahirnya isu terorisme sangat efektif membuat masyarakat lupa dengan tanggung-jawab Pemerintah.
DELAPAN, sangat jelas dan jelas sekali, semua kasus-kasus terorisme ini, beserta dampak ikutannya, akan sangat mencabik-cabik persatuan nasional. Muncul rasa marah, benci, dendam, saling curiga, antipati, serta permusuhan antar sesama anak bangsa. Hal itu adalah kenyataan yang jelas. Citra Polri di mata kalangan dakwah Islam jatuh sejatuh-jatuhnya. Bagaimana bangsa Indonesia bisa stabil melakukan pembangunan, jika dalam diri bangsa ini sendiri muncul bahaya laten permusuhan horisontal?
Katanya, Polri ingin menjaga keutuhan NKRI. Tetapi nyatanya mereka justru menyebarkan bara kebencian, permusuhan, dan antipati di tubuh masyarakat luas. Lebih menyedihkan lagi, ketika Polri terbukti tidak garang ketika menghadapi koruptor, pejabat nakal, skandal nasional, konglomerat hitam, bahkan kasus-kasus mafia hukum di tubuh Polri sendiri. Polri hanya keras kepada pemuda-pemuda Islam, bukan ke koruptor dan mafia. Semua ini jelas sangat membahayakan persatuan nasional (NKRI).
SEMBILAN, satu kesalahan yang sangat fatal ketika Polri memfitnah tokoh kebaikan seperti Ustadz Abu Bakar Ba'asyir. Ansyad Mbai mengatakan, 4 pemuda yang ditangkap di Bandung, ternyata terpengaruh ceramah-ceramah Ustadz Ba'asyir. Ini kan argumentasi yang sangat lucu. Jika demikian, mengapa wartawan-wartawan TV itu tidak ditangkap sekalian. Sebab mereka saban hari memprovokasi masyarakat dengan menyiarkan berita-berita kriminal. Harus dicatat, berita kriminal bisa menjadi inspirasi kejahatan juga.
Kalau di negara ini tokoh-tokoh yang baik dan konsisten dengan kebenaran, terus dihujani fitnah, lalu bagaimana bangsa ini akan selamat? Mereka akan dipimpin oleh orang-orang yang salah, zhalim, dan pendusta. Padahal kita tahu, orang-orang zhalim itu sangat egois, hanya memikirkan diri sendiri. Jika demikian, NKRI jelas akan hancur. NKRI ini akan dikelola oleh orang-orang yang salah.
SEPULUH, kalau masyarakat diam saja melihat kezhaliman yang dilakukan oleh Polri, para alim-ulama juga diam, partai-partai Islam juga diam, kaum terpelajar diam juga, sementara rakyat kecil juga ikut-ikutan diam; tahukah Anda apa akibatnya jika fenomena diam diri ini telah menguasai bangsa ini? Demi Allah, bangsa ini akan diadzab oleh Allah sekeras-kerasnya, karena telah berdiam diri melihat kezhaliman di depan matanya, secara kolektif. Dalam hadits shahih disebutkan firman Allah, "Siapa saja yang memusuhi wali-Ku, Aku menyatakan perang kepadanya." Kalau Polri memusuhi wali-wali Allah, dan kaum Muslimin di negeri ini hanya diam saja, maka adzab itu akan menimpa kita. Dan Allah akan menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang istiqamah.
Terakhir, wahai bangsa Indonesia, aku ingin mengingatkanmu…
Ustadz Ba'asyir dan puluhan pemuda-pemuda Islam ditangkap karena terlibat TERORISME DI ACEH. Lalu kita mau bertanya, apakah ada kegiatan terorisme di Aceh? Apakah ada peledakan bom? Apakah ada penyerangan kantor-kantor polisi, atau kantor pemerintahan? Apakah ada korban sipil akibat serangan teroris itu?
Sungguh, kejadian di Aceh sangat berbeda dengan Ritz Carlton, JW. Marriot, Bom Bali, dll. Disana itu ada latihan-latihan kemiliteran puluhan pemuda. Mereka membawa senjata api dan sempat melakukan perlawanan ketika mereka diserang polisi. Dosa mereka secara hukum: membawa senjata apimelakukan latihan militer tanpa ijin, dan balas menyerang aparat ketika mereka disergap. Kesalahan-kesalahan seperti ini tidak seperti kasus terorisme yang sudah sering terjadi di Indonesia. Kalau ada ide ingin menyerang Presiden saat 17 Agustus, itu hanyalah klaim sepihak yang dibuat oleh Polri.
Apa yang terjadi di Aceh jauh dari kategori kejahatan terorisme yang kita kenal selama ini. Nah, mengapa kemudian pemuda-pemuda itu, bahkan Ustadz Ba'asyir dikait-kaitkan dengan perbuatan terorisme, dengan memakai UU terorisme? Coba saja Anda tanya diri sendiri:Siapa yang diteror oleh pemuda-pemuda itu? Mereka latihan di tengah hutan, jauh dari penduduk, tidak menyerang warga asing, tidak menyerang hotel, dll.
OK, kesalahan mereka karena menyimpan senjata api, melakukan latihan militer liar, dan menyerang aparat yang menyergap mereka; semua itu diadili secara hukum. Tetapi ia belum cukup diangkat sebagai kasus terorisme. Sangat berbeda antara latihan militer dengan pengeboman di JW. Marriot. Siswa-siwa bencong di acara Be A Man juga melakukan latihan-latihan militer. Ingat itu!
Ini tantangan besar bagi Muslimin Indonesia. Sanggupkah kita mengakhiri kezhaliman Polri terhadap seorang ustadz sepuh yang shalih? Kalau kita tak sanggup, persiapkan kesabaran Anda setebal-tebalnya. Ada bencana besar yang menghadang bangsa ini karena diam dirinya melihat kezhaliman.
Semoga bermanfaat. Walhamdulillah Rabbil 'alamiin.
WASKITO.
http://abisyakir.wordpress.com/2010/08/10/penangkapan-ustadz-baasyir-dan-kehancuran-nkri/
Long Journey of Abu Bakar Ba'asyir in Conspiracy flows
August 13, 2010 at 1:17 AM
Month of August for Abu Bakar Ba'asyir and family, it should be such a historic month. It because, later on August 17, he's age turn to 72 years old. This son of Abu Bakar Abud indeed being record born on August 17, 1938 at Jombang, East Java.
Nevertheless, quite in month of August, Leader of Al-Mukmin Ngruki Boarding School that usually called Ustadz Abu having a less humane treatment from the police. On the way home after gave a lecture in a masjid around Bandung, Ustadz Abu and the group including his wife being stopped and under arrest by Special Detachment 88 (Densus 88). Doesn't bear responsibility, allegation which addressed to this Anshorut Tauhid Leader is Idea Maker and terrorism donors in Indonesia.
"He is not the person in sought for any cases. Why being under arrest in the middle of road, not at home with most virtuous way" said Abdurrahim, head of dakwah field Anshorut Tauhid who also son of Ustadz Abu.
About dealing with apparatus party in related with his Islamic activities, arrestment in Ciamis indeed not a new thing. Can be told, former leader of Majelis Mujahidin Indonesia, leader of Students Islamic Dakwah Institute, leader of Indonesian Islamic Youth Movement had experiences with lots of dramatic arrestment.
Approximately ten years a go after after establishing Al-Mukmin Ngruki Boarding School together with Abdullah Sungkar, Yoyo Roswadi, Abdul Qohar H. Daeng Matase and Abdllah Baraja, in year of 1983, Ustadz Abu and Abdullah Sungkar have been arrested by New Order regime with allegation against sole basis of Pancasila. At that time, America indeed yet not campaigning war against Islamic terrorism. At court, both of them convicted 9 years imprisoned.
On February 1985, when both were undergoing house arrest, Ustadz Abu and Abdullah Sungkar 'move' to Malaysia through land routes through North Sumatra. Around 14 years, Ustadz who also former student of Gontor Boarding School live in Malaysia. During the teenage years, Ustadz Abu didn't silence enjoy the comfort in foreign countries. Precisely, while in Malaysia's, former activist of Muslim Students Association were doing Islamic dakwah around Malaysia and Singapore. Numbers of taklim assembly formed because efforts dakwah of Abu Bakar Ba'asyir.
In one side, dakwah progress in Malaysia to increase its own for Abu Bakar Ba'asyir. But in other side, enemy to be face is no longer Soeharto and his New Order regime, but a country with hungry of power called America. Perhaps, without realizing by Ustadz Abu, major scenarios are being designed to entrap him at case which no longer in one level with sole basis of Pancasila.
Couple of months after return from Malaysia, Abu Bakar Ba'asyir chosen become Indonesian Mujahidin Council Amir or MMI.
Among the MMI founders are Irfan Suryahardi, Deliar Noer, Syahirul Alim, Mursalin Dahlan, and Mawardi Noor. Not even a little bit reflected in rules of MMI justifying committing acts of terrorism. On first Congress MMI in Yogya, has seen that MMI wanted to make dakwah progress in constitutional way together with the whole elements in Indonesia.
Efforts that had been made by this Mujahidin Council will always in corridor constitution of Indonesian Republic. As stated by Sobarin Syakur, Secretary of Lajnah Tanfidziya, "Mujahin Council will always continues dakwah and fight for upholding the ideals of Islamic Shari'a in constitutionally". Still connected with this, moreover in Second Congress of Mujahidin at Donohudan affirmed that Mujahidin refuse acts of terrorism are contrary to Islamic Shari'a, whether committed by individuals or groups.
Its interesting that, MMI adjust a membership form which can be entered by any Islamic movement and having international characteristic. Whereas, requirements and selection of membership is not sufficient enough to filter where members really want to doing dakwah and which wants to destroy it from within the MMI.
After blasting WTC incident on September 11, 2001, America campaigning war against terrorism which in other langue, according to Syaikh Said Ramadhan Al-Buthy, is war against Islamic mobility. Then start new terms appear which very strange in historical of Islamic mobility journey's. Which are, Al-Qaedah and Jamaah Islamiah (JI). Its not surprised, because those two-term voiced by America Medias.
At the beginning year of 2002, Indonesian government through minister of law and human rights, Yusril Ihza Mahendra, make such a clarification of Abu Bakar Ba'asyir case in New Order regime. Since then, Abu Bakar Ba'asyir old case have been done.
Unfortunately, the status which no more had cases in legal matters from Abu Bakar Ba'asyir did not last long. On September 2002, TIME Magazine, write news with title Confessions of an Al Qaeda Terrorist whereas written that Abu Bakar Ba'asyir referred as a blasting planner of Istiqlal Mosque. TIME Magazine guessing Ba'asyir as part of international terrorism network which operate in Indonesia. TIME magazine quoting from CIA document, its written that spiritual leader of Jamaah Islamiyah Abu Bakar Ba'asyir "get in involved in any of plot"
This is according to Umar Al-Faruq confession, a 31 years old young man citizen Yamane who arrested in Bogor June 2002 and have been sent to air base in Bagram, Afghanistan, occupied by America. After couple of months in silence, at the end Al-Faruq pull out a shocking confession to CIA . Not just admit as operator of Al Qaeda in Southeast Asia, he also admit having close relationship with Abu Bakar Ba'asyir.
According to various intelligence reports that combine with TIME magazine investigation, even Ba'asyir is spiritual leader group of Jamaah Islamiyah who aspire to form Islamic country in Southeast Asia. Ba'asyir who also being allegation to supply peoples supporting Faruq action. Ba'asyir called as person behind blasting bomb in Istiqlal Mosque on 1999. In September 23 edition of the magazine, Al Faruq also recognize the involvement as idea maker from blasting bomb series, December 24, 2000.
At that time, Abu Bakar ba'asyir asked America government to bring Al Faruq to Indonesia to give a statement as alleged in that CIA document. Unfortunately, until now, people named Al Faruq its like darkness swallowed by the earth.
Not yet ended, TIME Magazine case, on October 2002, Bali bomb are shocking home country. This refreshing back in to public about allegation in TIME Magazine which called that Abu Bakar Ba'asyir as a leader Jamaah Islamiah in Southeast Asia.
So then in October 2002 became the days that was so busy and troublesome to Abu Bakar Ba'asyir. In October 14, 2002, Ba'asyir held press conference at Al-Mukmin Boarding School, Solo. In that press conference he said that blasting incident in Bali is America efforts to prove their allegation during time that Indonesia is the terrorist nest.
Three days afterAbu Bakar Ba'asyir statement, Police Headquarters has sent summons as a suspect to the leader of Indonesia Mujahidin Council Abu Bakar Ba'asyir. But then Ba'asyir not meet the call of Police Headquarters to give information about defamation by TIME magazine.
At the end, on October 18, 2002, Ba'asyir had been set as suspected by Indonesia Police following recognition from Omar Al Faruq to Police Headquarters Team in Afghanistan also as one of perpetrators of bombardment suspect in Bali. And on March 3, 2005, Ba'asyir convict of bomb attack conspiracy on 2002, but not guilty for the allegation related with bomb on 2003. He was convicted for 2.6 years in prison.
Back to organizational body of Mujahidin Indonesia Council (MMI). It s a shocking news at the beginning year of MMI establishment. MMI have been entered with national intelligence party, and being in charge in Lajnah Tanfidziyah field of Mujahid relationship. Has been known one person has been infiltrated in body of MMI related associated with loss of this "person In charge" without knowing after Bali bomb case, October 2002. After being investigated, being in search, finally known that Mr. X, fact he is a police officer. But then because of MMI never ever have will to perform rebellion then those infiltration is not considered to be taken seriously. Because MMI activity its only activity studies.
Is it true that Jamaah Islamiyah indeed exist and being part from Al Qaedah networking? Political observers from LIPI, Alfitra Salam, Phd, even affected the terms of JI which the truth its just intelligence invention Malaysia Prime Minister Mahathir Muhammad. (Alfitra Salam interview with Metro TV in 2002)
According to Alfitra, if the organization (JI) is solid organization, surely we have to know who give the name, who is the founder, who is peoples become members. I see no clear. Who gave that name. Because, in the discourse of the press in Malaysia, which gave the name of it is Malaysia’s own papers. And this is already contaminated.
Formers of Head of State Intelligence Coordinating Agency, Letjen (Purn) ZA Mulani, in his book called "Basics intelligence (Dasar-dasar Intelijen)" on 2006, explain that there is a definite relationship occurred foreign intelligence operations in Indonesia in connection with the negative stigmatization of Islam.
Increasing foreign intelligence operations, especially the Western intelligence in Indonesia, seen with the emergence of black propaganda on the internet site TIME.com edition of 17 September 2002, which lowered interesting news about Omar al-Farouq, as the beginning of systemic intelligence operation to change Indonesia not again become “the weakest chain in Asia Pacific within the framework of efforts to combat international terrorism network.”
Ammunition is about the presence of fundamentalist Islamic movement that is driven by an organization, Jama’ah Islamiyah, the fundamentalist Muslim movement by citizens of Indonesia to establish a “super-state” Islam in Southeast Asia.
The ultimate goal of this intelligence campaign is to control the country with the largest Muslim population in the world. Anti-terrorism campaign of the United States in Indonesia entirely based only on the recognition of Al-Farouq was quickly followed by statements which is hitting Indonesia from the American proxies, such as the “sheriff’s America” John Howard from Australia, “spokesman” of Singapore’s Senior Minister Lee Kuan Yew , who accused through the Far Eastern Economic Review Hong Kong magazine, that there were “hundreds of radical Islamic movements in Indonesia that has potential as a terrorist organization.” Statement of Lee Kuan Yew was offended all civil society organizations (organizations) of Islam in Indonesia is a terrorist organization.
The arrest of Abu Bakar Ba’asyir before the holy month of Ramadan would have the effect of Muslims physiologies who was aggressively rehabilitate the morality of nations in this blessed moment. And probably would have made own value to Ustadz Abu, in the days before he is in age-72.
…….
Original Source by Eramuslim.com (Indonesian language)
Transate by Myselfme, Arrahmah.Com English Section
Source: http://arrahmah.com/index.php/english/read/8719/long-journey-of-abu-bakar-baasyir-in-conspiracy-flows#ixzz0wPexzn30
Pengunjung Free ABB mencapai 42.037 Orang
August 13, 2010 at 12:42 AM

Hingga tulisan ini dibuat, pengunjung situs ini, freeabb.com, sudah mencapai perharinya sudah mencapai 42.037 pengunjung, subhanallah…
Tidak kalah ramai juga Facebook Freedom and Support Ustadz Abu Bakar Ba’asyir (ABB) sudah mencapai 12,390 penggemar dan insyaALLAH akan terus meningkat…
Jazakumullah kepada semua pendukung  sebagai bentuk Solidaritas Untuk Kebebasan dan Sokongan kepada Ust Abu Bakar Ba’asyir Hafidzahullah dari segala Fitnah Keji Thaghut Indonesia Laknatullah ‘Alaihim Ajma’in…
Semoga Allah SWT Segera Membebaskan Beliau Dari Segala Fitnah… Allahuakbar…!!!
Bagaimana Ustadz Ba'asyir Merebut Hati Kami
August 13, 2010 at 12:09 AM
Kadang kami juga bertanya-tanya, bagaimana bisa seorang ustadz tua ini dapat merebut hati kami. Betul, kami santrinya yang bertahun-tahun tinggal satu komplek dengan keluarga beliau. Tapi jarang sekali kami duduk dalam sebuah obrolan yang dapat membuat kami nyaman. Malahan beberapa dari kami berkali-kali harus mendapat teguran keras karena kenakalan yang kami perbuat.
Lain cerita dengan santri-santri pertamanya dulu, yang dengan akrabnya bisa bermain di rumah beliau; membuatkan minuman ketika tamu beliau datang, atau membuatkan sambel disaat diundang makan malam di rumah beliau yang mungil.
Kami adalah generasi akhir yang ikut singgah menuntut ilmu di pesantren binaan beliau. Kami tak banyak bisa bertemu sosok fenomenal ini, hanya sapaan dan senyum beliau yang selalu kami dapat disetiap bersama-sama berangkat ke masjid ketika waktu sholat tiba. Dan hanya itulah yang bisa kami ingat.
Beliau tak lagi mengajar dalam kelas layaknya ustadz yang lain, kesibukannya bersafari dakwah mengharuskan beliau meninggalkan kasih sayang terhadap santrinya yang haus akan ilmu, hanya kajian umum dua kali dalam seminggu di masjid yang kami punya. Namun dari kakak yang pernah diajar beliau dalam kelas, kami banyak mengumpulkan cerita.
Beliau seorang seorang penyayang; tak seperti kyai-kyai lain jaman dahulu yang gemar memukul santrinya ketika bermain dalam kelas, atau memberikan hukuman yang tak mendidik. Seorang ustadz muda menceritakan, dia pernah diajar ustadz abu bakar ba'asyir dalam pelajaran tafsir. Ya, karena beliau memang pakar dalam bidang tafsir. Pernah dalam suatu hari beliau masuk dalam kelas, didapatinya dalam kelas hanya sebagian santri yang membawa buku, sedangkan selebihnya tidak. Wajah beliau terlihat berbeda. Tanpa banyak omong, beliau meminta kepada ketua kelas untuk mencatat siapa saja yang tidak membawa buku. Para santri menjadi harap-harap cemas, dikiranya nama-nama itu akan dilaporkan ke bagian GC untuk diberi sanksi. Namun, surprise; justru beliau membelikan kepada murid-muridnya tadi buku tafsir, supaya pelajaran lebih fokus.
Dalam masalah ibadah beliau sangat perhatian. Terlebih dalam masalah sholat, beliau meminta kepada seluruh santri disetiap sholat harus memakai peci, peci putih lebih diutamakan. Nah, pernah dalam sholat dzuhur beliau temukan seorang ustadz muda sholat tanpa mengenakan peci; dipanggilnya ustadz tersebut, anda tahu apa yang beliau perbuat?. Dilepasnya peci beliau, dan dikenakan ke kepala ustadz muda tersebut. "pakai peci ini kalau sholat" setidaknya seperti itu yang beliau ucapkan, dan membiarkan dirinya pulang untuk mengambil pecinya satu lagi. Sampai santri lain pun iri dan berkata, "besok kita sholat nggak usah pake peci aja yaa, hihihi".
Kelembutan hatinya inilah yang kiranya diambil manfaatnya oleh sebagian kalangan; seperti juga yang pernah menimpa beliau ba'da maghrib di masjid komplek Pesantren Al-Mukmin. Seorang ulama sekelas beliau layaknya memang diberikan fasilitas dan tempat yang lebih disetiap aktifitasnya, namun beliau tidak suka hal itu. Maka, sebuah kejadian lucu pernah dialaminya. Biasanya selepas sholat berjamaah beliau langsung pulang ke rumahnya sambil menyapa orang-orang yang ditemuinya di jalan, namun malam itu beliau tampak kebingungan di depan masjid. Sandal beliau terbawa oleh seorang, entah santri ataupun tamu yang ikut berjamaah di pesantren. Tidak terlihat nada marah, mangkel atau semisalnya. Beliau langsung pulang dengan mengikhlaskan sandalnya berpisah dari pemiliknya. Bayangkan saja jika ada seorang bupati selesai sholat kehilangan sandal, ini akan menjadi berita heboh; lalu bagaimana dengan seorang ulama yang dikenal di dunia internasional harus kehilangan sandal selepas sholat berjamaah.
Ustadz Abu Bakar Ba'asyir, kami sayang beliau bukan dari usahanya menarik kami, tapi kami dengan sendirinya menjadi tertarik dan menyayangi beliau karena akhlaq beliau yang mengagumkan. Dalam pesantren kami sering membicarakan beliau, kami dapat menyimpulkan bahwa beliaulah contoh orang istiqomah dijaman ini, keikhlasannya mampu mengalahkan setan-setan yang mendekatinya. Jika anda mendalami surat 38 ayat 83, saya yakin bahwa beliaulah contohnya. Allahu a'lam.
Saya tuliskan ini di Ummul Quro University, 2 Romadhon 1431 H
Aziziyah, Makkah
http://rafiqjauhary.wordpress.com/2010/08/12/bagaimana-baasyir-merebut-hati-kami/
Pernyataan HTI Tentang "Penangkapan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir"
August 12, 2010 at 11:36 PM
Berkenaan dengan penangkapan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir pada 9 Agustus lalu di daerah Banjar Jawa Barat oleh Densus 88 Mabes Polri dengan tuduhan terlibat dalam perencanaan, pendanaan dan pelaksanaan kegiatan terorisme, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:
  1. Mengecam penangkapan itu sebagai tindakan dzalim, apalagi dengan cara-cara penangkapan yang terlihat sangat kasar seolah-olah benar Ustadz Abu Bakar Ba'asyir adalah seorang penjahat besar. Beliau adalah seorang ustadz yang tempat tinggalnya jelas. Jelas juga kegiatan sehari-harinya. Maka tidak semestinya beliau diperlakukan sebagai orang yang seolah telah melakukan kejahatan besar dan hendak melarikan diri.
  2. Sangat meragukan tudingan Densus 88 Mabes Polri bahwa Ustadz Abu Bakar Ba'asyir terlibat dalam perkara yang dituduhkan, yakni merencanakan, mendanai dan melaksanakan kegiatan terorisme di Aceh, mengingat pelatihan yang disebut itu sesungguhnya adalah pelatihan yang diselenggarakan dalam rangka persiapan Jihad di Jalur Gaza sebagai respon atas serangan brutal Israel terhadap wilayah itu pada akhir tahun 2008 lalu.
  3. Menengarai bahwa penangkapan itu tidak lebih untuk menyenangkan pihak asing (AS dan sekutunya) mengingat Ustadz Abu Bakar Ba'asyir selama ini memang telah diposisikan sebagai Amir Jamaah Islamiyyah. Tidak puas rasanya bila sang Tokoh ini tidak juga segera ditangkap. Maka dibuatlah rekayasa, termasuk rekayasa keterlibatan Ustadz Abu dal;am pelatihan di Aceh, untuk menjadi bukti seolah benar bahwa memang beliau terlibat dalam kegiatan terorisme. Ini juga dilakukan agar seolah War On terrorism adalah benar, padahal itu hanya kedok saja untuk memerangi Islam, sementara pelaku terorisme sebenarnya, yakni AS dan sekutunya, sebagaimana terlihat di Irak, Afghanistan, Palestina dan di tempat lain, tidak tersentuh sama sekali. Ini menunjukkan pemerintah Indonesia tidak merdeka secara politik.
  4. Penangkapan itu juga sebagai usaha untuk mengalihkan pandangan masyarakat dari kasus-kasus besar yang melibatkan para petinggi polri seperti Markus, Rekening gendut dan sebagainya. Polisi alih-alih segera menuntaskan kasus-kasus itu malah membuat langkah dzalim dengan menangkap Ustadz Abu.
  5. Percayalah bahwa setiap kedzaliman pasti akan berakhir. Kedzaliman juga tidak akan bisa menghentikan perjuangan Islam bagi tegaknya kembali syariah dan khilafah. Allahu Akbar!
Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia
Muhammad Ismail Yusanto
Hp: 0811119796 Email: Ismailyusanto@gmail.com
http://hizbut-tahrir.or.id/2010/08/12/pernyataan-hti-terkait-penangkapan-ustadz-abubakar-baasyir/
Penguasa, Tambahkan Kedhaliman, Kami Tambah Doa Malam
August 12, 2010 at 9:09 PM
Ketika Yahya bin Khalid Al Barmaki dan putranya, Ja'far berada di dalam penjara Harun Ar Rasyid. Sang putra bertanya kepada sang ayah,"Wahai ayah, setelah kita memiliki kekuasaan, bebas memerintahkan dan melarang, serta memiliki harta yang banyak, kita kini menghabiskan waktu dengan belenggu, pakaian kumal serta terali besi!"
Yahya bin Khalid menjawab keluhan putranya itu dengan mengatakan,"Wahai anakku, kemungkinan apa yang kita alami ini disebabkan oleh doa orang-orang yang terdhalimi. Ia bagaikan angin semilir yang tidak kita hiraukan, padahal Allah tidak pernah lalai terhadapnya."
Sebelum tinggal di dalam terali besi, Yahya bin Khalid bukanlah rakyat jelata yang tidak memiliki kedudukan apa-apa, demikian pula putranya Ja'far. Yahya sebelumnya dipercaya oleh Harun Ar Rasyid sebagai menteri sedangkan Ja'far diangkat sebagai gubernur di Mesir.
Tidak hanya itu, Yahya bahkan selalu dipanggil dengan sebutakn "ayahku" oleh Harun Ar Rasyid, dan beliau sering kali meminta keputusan mengenai banyak masalah kepada Yahya, karena ialah yang mendidikan Ar Rasyid sejak kecil.
Demikian pula Ja'far, ia bebas keluar- masuk istana khalifah, bahkan sampai mengganti pejabat serta penglima perang di lingkungan kekhalifahan, walaupun ia hanya menjabat sebagai gubernur. Bahkan, dengan kemudahan akses yang ia peroleh, ia berani melepaskan pemimpin pemberontak tanpa persetujuan khalifah terlabih dahulu. Sehingga, Harun Ar Rasyid menghukum tidak hanya Ja'far, namun ayahnya pun ikut dijebloskan ke dalam penjara.
Namun, ternyata pikiran Yahya tidak hanya tertuju kepada sebab-sebab dhahir di atas. Lebih dari itu, ia melihat bahwa ada penyebab utama yang menggiring dirinya ke dalam pengapnya penjara, yakni doa-doa mereka yang terdhalimi. Inilah yang menyebabkan hidupnya berubah drastis 180 derajat. Dan penyebab inilah yang selama ini tidak ia hiraukan.
Penguasa, memang memiliki peluang besar untuk melakukan kedhaliman. Walau rakyat jelata juga bisa melakukan hal yang sama, namun mereka tidak memiliki pendukung kuat untuk melakukannya. Sedangkan penguasa, mereka memiliki aparat, membawahi hakim, memiliki badan intelijen serta berbagai perangkat lainnya. Penguasa dhalim bisa memanfaatkan itu semua untuk melancarkan kedhalimannya.
Dengan perangkat yang cukup kuat, penguasa dhalim bisa dengan semena-mena memenjarakan rakyatnya. Dengan bermacam-macam muslihat, ia bisa menghisap harta rakyatnya, dengan berbagai dalih dan alasan. Ada pula yang dengan mudahnya menculik para menentang kebijakannya, walau kebijakan itu mengandung kedhaliman. Bahkan ada penguasa yang terang-terangan membunuh siapa saja, kapan saja ia inginkan, untuk berbagai kepentingan, sedangkan ia tetap bisa berlenggang kesana-kemari tanpa ada tuntutan hukuman.
Penguasa-penguasa model demikian tidak menyadari bahwa mereka yang terdhalimi tidak akan tinggal diam dengan kedhaliman itu. Mereka bisa menggunakan "senjata" yang amat mematikan untuk melawan. Senjata itu memang Allah anugerahkan khusus untuk mereka. Senjata itu bernama doa.
Doa Orang Terdhalimi Makbul, Walau Pelaku Maksiyat. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda,"Takutlah kalian terhadap doa orang yang terdhalimi. Sesungguhnya antara doanya dengan Allah tidak ada hijab." (Riwayat Al Bukhari)
Dalam hadits yang lain disebutkan,"Doa orang yang terdhalimi maqbul, walau ia seorang fajir, maka kefajirannya untuk dirinya sendiri." (Riwayat Ahmad, dihasankan sanadnya oleh Al Muhaddits Abdul Fattah Abu Ghuddah)
Bahkan Imam Ahmad meriwayatkan, bahwa doa orang yang terdhalimi tidak ada hijab, walau ia seorang kafir.
Doa-doa mereka yang terdhalimi itu, bisa membalikan keadaan para penguasa yang telah mendhalimi mereka. Betapa banyak para penguasa yang terhina di akhir hayatnya, setelah sebelumnya disanjung-sanjung setinggi langit. Ada yang menjadi sasaran sumpah-serapah, hingga beberapa generasi setelahnya, padahal sebelumnya ia menikmati puji-puja. Ada pula yang menghabiskan sisa hidupnya dibalik terali besi, setelah habis masa jabatannya. Ada pula yang berlama-lama tersiksa oleh penyakit yang amat parah, dan ketika berada di ambang ajal, ia menyebut-nyebut nama orang yang telah ia dhalimi.
Gambaran tragis yang menimpa para penguasa dhalim tersebut, amat sesuai dengan syair Abu Al Atahiya, yang disebutkan dalam Al Ansab (2/40):
Bisa saja sebuah kaum mereguk kenikmatan Masa-masa dilalui dengan kenyang dan menyegarkan
Waktu mendiamkan mereka untuk sementara Lalu pecah tangis darah begitu ia berbicara
Akibat yang Menimpa Penguasa yang Menyengsarakan Rakyatnya Sa'ad Ad Din At Tuftazani pernah menukil sebuah kisah dalam Syarah Al Arba'in An Nawawiyah, pada hadits yang ke 24.
Saat itu Amir Nuh bin Asad mewajibkan pajak yang amat memberatkan kepada para penduduk Samarkand. Diutuslah petugas untuk menyampaikannya. Diumumkanlah keputusan itu di hadapan para tokoh dan ulama Samarkand.
Setelah dibacakan, Abu Mansur Al Maturidi, seorang faqih yang hadir saat itu mengatakan,"Anda telah menunaikan perintah amir, dan saya yang akan menjawab untuknya. Tambahkan kedhaliman kepada kami, hingga kami menambah doa pada malam hari."
Tak lama kemudian, setelah peristiwa itu, Amir Nuh bin Asad ditemukan telah dalam keadaan tidak bernyawa, dengan sebuah anak panah menghujam perut. Di besinya tertulis sebuah pesan, "Bagi pelampau batas, anak panah telah menunggunya. Ia melesat dilepas oleh taqdir. Tangan-tangan yang berqunut adalah anak panahnya. Sedangkan witir dan malam adalah busurnya."
________________________
Penulis adalah alumnus KMI Al Mukmin th. 1999
BISMILLAH Aku akan tetap mendukung dan Mendo'akanmu Wahai Ustadz Abu
August 12, 2010 at 9:03 PM
Aku mengambil Kutipan yang aku tulis dari tulisanku di kaskus forum berita dan politk dan menaruhnya disini :
BISMILLAH
Aku ingin BerDo’A PadaMU YA RABB Atas sebuah peristiwa ini, Bilamana memang itu telah ditetapkan untuk Ustadz Abu Bakar Ba’asyir mengenai vonis dari kepolisian.
YA ALLAH SWT YA TUHANKU
Aku memang tidak dekat dengan Ustadz Abu, Namun Aku mengenalnya dari media Televisi dan kemudian dari media internet, kemudian hamba telusuri Dari Ceramah2nya dan aku pelajari dan analisa. Aku mengetahui Ia mempunyai Tujuan Mulia untuk Membela DIRIMU YA RABB dengan Jiwa dan Raganya, Sampai Ajal menjelang Dirinya selalu tersenyum manis di hadapan kita sebagai pendengarnya atau bahkan saat Dirinya digiring polisi dan itulah yang nampak di televisi, nampak senyum yang tulus terpancar dari Dirinya.
Dari Dialah pula aku mempelajari berbagai Ilmu yang belum aku ketahui yaitu Bagaimana Menjadi Seorang Manusia yang berguna untuk sesamannya dan lingkungannya. Seperti layaknya Sifat dan Perilaku Rasulullah SAW yaitu Siddiq, Tabligh, Amanah dan Fatonah.
Jikalau memang ini adalah rekayasa belaka guna menghancurkan Salah Satu PejuangMU ini maka Hancurkanlah mereka sampai keakar-akarnya dengan sehancur-hancurnya TEGURANMU bagi orang2 yang suka memfitnah orang, dan tariklah mereka (orang-orang yang terkait dalam pemfitnahan ini) ke dalam api yang sudah siap menunggu mereka yaitu Api Neraka.
Namun sebelum itu biarlah mereka tau akan Do’aku untuk mereka (orang2 yang sering memutar balikan antara kebohongan dan kejujuran), YA ALLAH SWT Berikanlah Jalan yang Lurus dan Petunjuk menuju jalanmu bagi orang-orang yang sampai detik ini masih ada dalam hatinya untuk memfitnah orang lain demi mencari keuntungan di dunia yang amat sangat fana ini, namun ATAS KEHENDAKMULAH MEREKA bisa menempuhnya atau tidak, semuanya aku serahkan KEPADAMU YA RABB setelah aku mengiringinya dengan Do’a dan Usahaku.
==============================
Semoga Ilmu ini Bermanfaat
TANDA – TANDA KIAMAT BEBERAPA DIANTARANYA ADALAH :
1. ADA SUATU MASA NANTI MENJELANG HARI KIAMAT DIMANA ORANG BOHONG DI SANGKA JUJUR DAN DIIKUTILAH SEMUA AJAKANNYA DAN DIMANA ORANG JUJUR DI SANGKA BOHONG DAN DI TINGGALKANLAH SEMUA AJAKANNYA.
2. AKAN DATANG SUATU ZAMAN DIMANA MASJID DI PENUHI ORANG MUSLIM NAMUN KEBANYAKAN DARI MEREKA KOSONG AKAN PETUNJUK/HIDAYAH ALLAH SWT.
3. HARI AKHIR AKAN DATANG KETIKA PERZINAAN MERAJALELA
4. AKAN DATANG SUATU ZAMAN DIMANA ORANG LAKI-LAKI MENYERUPAI WANITA DAN WANITA MENYERUPAI LAKI-LAKI.
DAN MASIH BANYAK LAGI, MOHON PELAJARILAH WAHAI KAWAN, PELAJARI DAN CARI TAULAH MENGENAI 4 HAL INI ATAU BAHKAN SEMUA TANDA2 MENJELANG HARI KIAMAT
=================
Memang kita dianjurkan jangan lihat wajah orangnya, namun kita lihat apa yang dibicarakannya (Baik atau tidak, Bermanfaat atau tidak dll) dan lihat juga apa yang telah dilakukannya. (bagi kawan2 kaskus jangan asal menuduh)
“Unzur Ma Qola wala Tanzur Man Qola”
SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA RAMADHAN WAHAI SAUDARA/RI Ku
WASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLOHI WABAROKATUH

This email was sent to biro_ops_sumsel.polisi@blogger.com.
Delivered by Feed My Inbox.
230 Franklin Road Suite 814 Franklin, TN 37064
Create Account
Unsubscribe Here

Tidak ada komentar:

Posting Komentar